Budidaya Maggot Sebagai Solusi Inovasi Favorit Dalam Dunia Bisnis

Sampah masih menjadi salah satu masalah utama di Indonesia terutama di kota-kota besar, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, gunungan sampah yang semakin tinggi setiap tahunnya, tidak sebanding dengan kapasitas penyimpanan dan pembuangan sampah, siapa sangka masalah ini bisa jadi peluang bisnis yang inovatif, maggot , yang dulunya “menjijikan” menjadi “menjanjikan”, maggot selain pengurai sampah, ternyata yang tidak kalah menarik dan bernilai solutif bahwa budidaya maggot juga bisa mengembangkan perekonomian signifikan. Pada tahap pupa, larva lalat dapat diolah  menjadi pakan ternak, Kompos dan manfaat lain yang bernilai ekonomis .

Untuk mendukung kegiatan belajar para anggotanya, baik dalam hal hard dan soft skill, membangun bisnis, merangsang kreativitas, kemampuan melihat kemungkinan dan peluang, dan dalam manajemen, CCIT Business Club melakukan kunjungan industri di Maggot Innovation Center  di Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu 9 Maret 2022. Acara ini dihadiri oleh Anggota CCIT Business Club dan siswa CCIT FTUI yang telah mendaftar untuk hadir.

Kewirausahaan memerlukan perencanaan yang matang dan semangat belajar, karena bisnis bekerja secara dinamis dan dituntut dapat mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Besar harapan kunjungan industri ini dapat mendorong semangat untuk tumbuh dan berkembang lebih jauh dengan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan ini.

“Kunjungan industri ini merupakan salah satu program yang rutin dilakukan oleh CCIT Business Club. Dan kunjungan industri ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan oleh salah satu komunitas siswa yang ada di CCIT FTUI. Kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk mengupdate ilmu yang diperoleh mahasiswa dari pertemuan tatap muka di kelas, langsung praktek dan dibimbing oleh para ahli di bidangnya,” ujar Wahid Syafruddin (pembina CCIT Business Club) dalam sambutannya.

Fase metamorfosis maggot terdiri dari fase telur yang kemudian berkembang menjadi ulat (maggot). ulat yang telah mengurai sampah organik berkembang menjadi lalat. Maggot mampu mengolah puluhan ton sampah organik dalam waktu 15 hari. Maggot yang siap dipanen dapat digunakan sebagai makanan untuk hewan seperti ikan dan burung. maggot juga dapat digunakan sebagai pestisida alami dengan cara digiling dan diekstraksi cairannya. Bahkan, sisa limbah penguraian maggot menjadi kompos organik berkualitas tinggi.

“Rata-rata satu gram telur lalat mengandung 36.000 butir telur. Jadi, maggot yang dihasilkan dalam jumlah besar dapat memakan banyak limbah. Dalam perhitungan kami, 10 gram telur lalat yang menetas menjadi maggot sebenarnya dapat mengurai 100 kilogram sampah organik. Jadi bayangkan jika kita ingin mengurai satu ton sampah organik, kita hanya membutuhkan 100 gram telur lalat yang berkembang menjadi maggot.” kata Hadi Guna yang bertindak sebagai instruktur.

Video kegiatan ini bisa diakses melalui: https://youtu.be/U4VLJ9eamNc