CCIT FTUI Hadiri Green Energy Building Seminar 2025: Menyaksikan Kolaborasi Indonesia–Korea dalam Bangunan Hijau

Jakarta, 16 September 2025 – Kerja sama dalam pengembangan bangunan berkelanjutan terus menjadi fokus di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Salah satu negara yang aktif menjalin kolaborasi di bidang ini adalah Korea Selatan, dengan spesialisasi pada solusi pengendalian dan pemantauan energi. Penjajakan kemitraan strategis antara Indonesia dan Korea diharapkan dapat mempercepat transisi menuju lingkungan binaan yang rendah karbon, sehat, serta tangguh menghadapi perubahan iklim.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, sebanyak delapan siswa CCIT FTUI bersama dua staf CEP-CCIT FTUI, diantaranya Eny Prastyaningsih selaku Koordinator Bidang Kerjasama dan Iduka, turut menghadiri Green Energy Building Seminar 2025 yang digelar di Hotel Pullman Central Park, Jakarta.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber berpengalaman yang telah memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan bangunan hijau. Dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, hadir Prof. Ardiansyah Y., Ph.D dan Prof. D.Sc.(H.C) Ir. Muhammed Ali Berawi, M.Eng.Sc., Ph.D yang memaparkan kesiapan Ibu Kota Negara (IKN) dalam menerapkan konsep bangunan hijau berbasis teknologi terkini.

Dari sisi internasional, Sohn SungMi, Chief Strategy Officer Kevin Lab (perusahaan teknologi asal Korea Selatan), menyampaikan optimismenya untuk memperkuat kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui konsep Green Building. Menurutnya, kemitraan ini diharapkan mampu mempercepat adopsi praktik bangunan berkelanjutan serta mendukung pencapaian target keberlanjutan di masa depan.

Pada sesi penutup, Agung Widianto, Direktur PT. Elang Perkasa, menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor—mulai dari akademisi, profesional, industri, perusahaan, hingga pemerintah—dalam mendorong permintaan dan penerapan bangunan hijau. Kolaborasi ini diyakini dapat memperluas pengaruh regional sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia dalam penyusunan arah kebijakan global terkait bangunan berkelanjutan.

Seminar ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi penelitian, berbagi informasi, serta publikasi akademis sebagai langkah membangun jembatan kerja sama antarnegara. Hal ini semakin relevan di tengah tantangan besar yang dihadapi kawasan, termasuk urbanisasi, efisiensi energi, serta krisis iklim yang mendesak.