Mobile phone atau ponsel adalah sebuah perangkat yang tidak hanya menghubungkan manusia satu dengan manusia lain, tetapi juga menghubungkan manusia dengan berbagai perangkat dan sistem kehidupan. Dengan mobile phone, seseorang dapat dengan mudah memesan makanan, bahkan tidak perlu repot mencari remote AC yang hilang karena dapat digantikannya. Semua kemudahan yang ditawarkan dalam mobile phone terwujud berkat kecanggihan sistem keteknikan jaringan telekomunikasi yang disebut mobile communications technology.
Dalam tinjauan inovasi, mobile communications merupakan produk inovasi teknologi yang mengintegrasikan dua arus utama inovasi teknologi pada sistem nirkabel (wireless system) dan inovasi pada sistem teknologi suara (telephony system). Mobile communications dikembangkan mulai dari standar generasi pertama (1G) berlanjut ke 2G, 3G, dan 4G. Saat ini, masyarakat dunia menerapkan standar 5G yang disahkan pada 2020 lalu, sementara peneliti sedang mempersiapkan standar teknologi 6G mobile communications yang diperkirakan akan muncul pada 2030.
Menurut Muhammad Suryanegara, kecanggihan mobile phone yang dirasakan masyarakat saat ini berawal pada 7 Maret 1876, ketika Alexander Graham Bell menerima sertifikat paten untuk penemuannya, yaitu “telepon”. Graham Bell mendemonstrasikan penemuan itu dengan kalimat yang menjadi frase pertama yang diucapkan, yaitu “Mr. Watson–Come here–I want to see you,” sebagai bukti bahwa informasi suara yang diubah menjadi aliran listrik kemudian diubah lagi menjadi suara terdengar dengan benar. Graham Bell lalu meminta Mr. Watson untuk mengulangi kalimat tersebut, dan disitulah bermula semua capaian pada bidang telekomunikasi.
Suryanegara mengatakan pada dasarnya sistem teknologi telekomunikasi tersusun atas beberapa aktor, antara lain para engineer inovator teknologi yang berada di universitas, lembaga riset ataupun korporasi pengembang teknologi; pengembang produk dan jasa mobile communications; operator jaringan selular; regulator atau pemerintah yang membuat kebijakan; serta masyarakat yang memanfaatkan teknologi. Aktor-aktor tersebut berperan untuk menciptakan teknologi mobile communications yang memberi solusi atas problem manusia.
“Dalam proses penciptaan, seorang engineer atau pengembang teknologi tidak dapat mutlak hidup dalam ruang lingkup keilmuan sains matematika dan fisika saja. Dia tidak dapat sekadar berorientasi untuk memberi solusi yang terbatas pada obyek teknologi tersebut, tetapi juga harus naik ke level yang lebih besar, yaitu masyarakat yang dalam ekosistem merupakan aktor kelima, yaitu pasar (market). Hal ini karena inovasi adalah kekuatan pendorong di balik perkembangan ekonomi sebuah negara,” ujar Suryanegara.
Sebagaimana Visi Indonesia Emas 2045, ada beberapa target yang diharapkan dapat dicapai Indonesia pada tahun 2045 demi meningkatnya daya saing dan keunggulan kompetitif negara (Bappenas, 2019). Target tersebut meliputi peringkat ke-5 GDP di dunia; GDP per kapita USD 23.199; pertumbuhan ekonomi 5,7%; angka harapan hidup 75,5 tahun; angka partisipasi kasar Perguruan Tinggi 60% ; dan persentase R&D pada GDP nasional sebesar 2%.
Sesuai dengan pilar pada Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017–2045, teknologi harus diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan negara, seperti pengentasan kemiskinan, redistribusi pendapatan, dan bahkan demokratisasi pemerintahan dan ketahanan nasional. Sebagai contoh, implementasi 5G harus dapat memfasilitasi tumbuh kembangnya berbagai aplikasi mobile yang dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat, seperti marketplace.
Dalam peran itulah, menurut Suryanegara, perlunya orkestrasi kebijakan dan manajemen dengan menjadikan mobile communications sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan visi tersebut dalam kerangka transformasi digital Indonesia. Hal ini karena mobile communications merupakan salah satu enabler utama ekonomi digital yang diadopsi secara luas oleh masyarakat dan menjadi salah satu penghubung utama manusia dengan akses internet.
Berkat penelitian berjudul “Dari Graham Bell sampai 6G Mobile Communications: Inovasi, Regulasi dan Manajemen Teknologi Menuju Visi Indonesia 2045” inilah, Prof. Dr. Muhammad Suryanegara, S.T., M.Sc., IPU berhasil dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu ICT (Telecommunications) Engineering Management, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), pada Rabu (1/3). Prosesi pengukuhan yang dipimpin oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., ini diadakan di Balai Sidang UI, Kampus Depok.
Turut hadir dalam pengukuhan tersebut, Wakil Walikota Depok, Ir. Imam Budi Hartono, M.Si.; Staf Khusus Kantor Staf Presiden, Ir. Arief Budhy Hardono; Scholarship Team Coordinator Nuffic Nesso Indonesia, Ir. Indy Hardono, MBA; Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Periode 2022–2025, Dr. Ir. Didit Hidayat A. Ratam, MBA.; Wakil Rektor IV Bidang Penelitian dan Kemahasiswaan Telkom University Bandung, Dr. Ir. Rina Pudjiastuti, M.T.; dan Kapusdiklat Bela Negara Badiklat Kemhan RI, Brigadir Jenderal TNI Ketut Gede Wetan Pastia, S.E.
Prof. Dr. Muhammad Suryanegara menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Elektro di UI (2003); memperoleh gelar M.Sc. in Telecommunications dari University College London (2004); dan berhasil mendapat gelar Doctor of Engineering dari Tokyo Institute of Technology (2011). Dosen Tetap pada Departemen Teknik Elektro FTUI ini juga menjabat sebagai Direktur Continuing Education Program– Center for Computing and Information Technology (CEP-CCIT) FTUI periode 2018–sekarang.
Beberapa karya ilmiah yang dipublikasikan oleh Prof. Dr. Muhammad Suryanegara, antara lain Indonesian Spectrum Valuation of 5G Mobile Technology at 2600 MHz, 3500 MHz, and 26 GHz and 28 GHz (2022); User Experience of 5G Video Services in Indonesia: Predictions Based on a Structural Equation Model (2022); A Novel Session Key Update Scheme for LoRaWAN (2022); A Novel Secure Root Key Updating Scheme for LoRaWANs Based on CTR_AES DRBG 128 (2022); dan A Proposal for Formulating a Spectrum Usage Fee for 5G Private Networks in Indonesian Industrial Areas (2022).
artikel ini dapat diakses melalui tautan : https://eng.ui.ac.id/blog/dari-graham-bell-sampai-6g-mobile-communications-prof-dr-muhammad-suryanegara-s-t-m-sc-ipu-guru-besar-ftui-bahas-peran-inovasi-teknologi-untuk-indonesia-emas-2045/